Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat Menumbuhkan budaya baca dan meningkatkan manajemen perpustakaan

Breaking News
12-Oct-2016

Jakarta, 12 Oktober 2016 – bertempat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan gedung C lantai 3,  kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat. Berlangsung Acara Kopi Darat Kongkow Pendidikan : Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat dengan tema “Menumbuhkan Budaya Baca dan Meningkatkan Manajemen Perpustakaan”.

Pembicara dalam acara ini adalah Dr. Supriano, M.Ed selaku Direktur Pembinaa Sekolah Menengah Pertama, Dikdasmen, Kemendikbud, Hanna Chatterina George, SS, MI.Kom selaku Ketua Umum Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia, Nur Kana’ah, SH selaku kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Kemudian turut hadir Muhammad Basri, S.Pd., M.Si selaku Kepala SDN 1 Allakuang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan sekaligus Sekolah Mitra USAID Prioritas.  Serta Sulasmo Sudharno yang merupakan Founder dari iJakarta, dimana iJakarta sendiri yang merupakan perpustakaan digital pertama yang berbasiskan sosial media.

Dalam acara ini dibahas tentang pentingnya meningkatkan keterampilan keaksaraan, yakni belajar membaca selama kelas awal. Dimana hal ini telah diakui secara luas sebagai bagian penting untuk pengembangan keterampilan yang lebih maju. Anak-anak yang tidak mengembangkan kemampuan untuk membaca di kelas awal tidak dapat memahami informasi yang dicetak, mengikuti instruksi tertulis dan berkomunikasi secara tertulis, dan mereka beresiko semakin jauh dari pendidikan yang sedang mereka jalankan.

Indonesia telah mencapai target Millennium Development Goals (MDG) tentang tercapainya literasi remaja nasional dengan rentang usia 15-24 yang tinggi sejak tahun 1990 dan mendekati 100% pada tahun 2015 terkecuali Provinsi Papua di mana hanya 87,2% dari remaja terbukti terpelajar. kesetaraan gender dalam keaksaraan remaja juga telah dicapai di sebagian besar wilayah di Indonesia. Namun Indonesia belum dapat hasil yang baik dalam hal penilaian literasi internasional. Dimana Indonesia adalah salah satu dari dua belas negara yang secara signifikan lebih rendah dari patokan internasional dalam Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS). Selain itu, Lebih dari 50% dari anak usia 15 tahun Indonesia tidak menguasai keterampilan dasar dalam membaca atau matematika. Dalam peringkat tahun 2016 dari negara-negara yang paling melek di dunia oleh Connecticut State University di Amerika Serikat,  Indonesia masih tertinggal dari negara lainnya.

Dalam acara ini juga dibahas peran penting guru dalam pembelajaran, dimana guru dapat dilatih dalam meningkatkan kesadaran fonemik, phonics, kelancaran, keterampilan pemahaman teks, cara mencintai buku serta kegiatan membaca. Masa depan buku serta perubahan trend buku tersebut serta perpustakaan di masa yang akan datang dimana Indonesia telah mendirikan beberapa sistem "khusus" untuk berbagi informasi dan penelitian di bidang pertanian dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, Pusat Indonesia untuk Perpustakaan Pertanian dan Penyebaran Teknologi (PUSTAKA) di Bogor telah berkoordinasi berbagi informasi di bidang pertanian dan biologi di antara peneliti, penyuluh, akademisi, petani dan pemangku kepentingan lainnya.(Tim IT Biro Umum)