Puncak acara Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka Hardiknas 2016 di Yogyakarta diselenggarankan di Pendopo Majelis Luhur Taman Siswa. Setelah pada pagi hari melakukan ziarah dan tabur bunga ke Makam Ki Hajar Dewantara di di Taman Wijaya Brata, Mendikbud beserta jajaran pejabat Kemendikbud mengikuti acara di Pendopo Majelis Luhur Taman Siswa yang juga dihadiri oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara diawali dengan berkumandangnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh segenap peserta kegiatan. Ketua Majelis Luhur Taman Siswa Sri Edi Swasana mengatakan ajaran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan sangat progresif, namun seluruh pihak perlu berhati-hati dalam memahami ajaran karena keadaan selalu berubah. Sementara itu, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesra Pemerintah DIY Sulistyo mengatakan, perlunya pendidikan kemaritiman dan kelautan karena selama ini belum diberikan secara maksimal dan berharap Kemendikbud berkenan menyusun kurikulum kemaritiman.
Acara berlangsung cukup meriah dengan penampila beberapa tarian tradisonal, yaitu Tari Sekar Bawero, Tari Medley Nusantara dan juga Tarian kolosal dari Lazuardi Nusantara. Pada kesempatan ini Mendikbud menekankan pentingnya kebiasaan antikorupsi di sekolah guna mewujudkan sekolah sebagai Zona Bebas Korupsi. Menurut beliau, sikap antikorupsi bukan sebuah ilmu pengetahuan tetapi merupakan sikap yang bisa dibentuk agar menjadi kebiasaan dan budaya oleh seluruh warga di sekolah, termasuk di dalamnya siswa, guru dan karyawan lainnya. Dan salah satu upaya yang dilakukan Kemendikbud untuk meningkatkan integritas adalah memasukkan penilaian integritas sebagai bagian tidak terpisahkan dari penentu kelulusan siswa dari sebuah jenjang pendidikan.
Lebih lanjut Mendikbud menuturkan, "Saat antikorupsi ini sudah menjadi sebuah kebiasaan, maka diharapkan seluruh siswa di Indonesia akan menjadi manusia-manusia yang berintegritas dan dapat dipercaya oleh seluruh pihak tanpa harus dipertanyakan lagi kesungguhannya,". "Kebiasaan antikorupsi di sekolah ini tidak harus dibangun melalui pemberian mata pelajaran tentang korupsi, tetapi antikorupsi adalah sebuah kebiasaan yang harus terus ditumbuhkan," demikian pungkas beliau. Dan niilai-nilai mengenai integritas dan budaya antikorupsi tersebut, merupakan bagian dari nilai-nilai yang diajarkan oleh pendiri Taman Siswa Ki Hajar Dewantara. (Andik Purwanto/Herman Setiawan/Jaka Sutrisno)