Jakarta, 24 Oktober 2023 --- Pekan Kebudayaan
Nasional (PKN) merupakan rangkaian acara dwitahunan oleh Kemendikbudristek
sejak 2019 yang menjadi salah satu bentuk implementasi dari strategi memajukan
kebudayaan sesuai kesepakatan Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Pada kongres
tersebut, Indonesia berkomitmen mewujudkan serta menyediakan ruang untuk
apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam sekaligus
mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif. Tema "Merawat Bumi,
Merawat Kebudayaan" pada PKN 2023 memiliki arti bahwa setiap aksi berkesenian
dan kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat harus tetap berakar pada
nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyatakan, “Kita mewarisi gagasan lumbung
padi dan gotong royong sebagai satu bangsa yang besar, bersatu dalam keragaman
budaya dan tradisi, sejalan dengan perkembangan zaman. Merawat bumi dan merawat
kebudayaan adalah misi, visi, dan panggilan aksi bagi kita semua, karena
keduanya tak dapat dipisahkan dan saling memengaruhi.” Dalam sambutan di acara
pembukaan, Direktur Jenderal Kebudayaan
Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengungkapkan “Gelaran ini adalah wadah untuk
mewujudkan serta menyediakan ruang bagi apresiasi, ekspresi, dan kreasi seni
dan budaya yang beragam, serta mendukung terciptanya interaksi budaya yang
inklusif di seluruh Indonesia,” jelas Hilmar Farid.
Pelaksanaan PKN 2023 dibagi ke dalam tiga
fase, yaitu Rawat, Panen, dan Bagi. Fase Rawat adalah pra-acara berbentuk
kegiatan residensi dan penelitian yang berlangsung sejak Juni 2023. Fase Panen
yakni berlangsung sepanjang Juli hingga Agustus 2023 dengan hasil yang nantinya
dikumpulkan, didokumentasikan, dan diarsipkan. Fase Bagi yaitu tahap puncak
yang berlangsung pada September hingga Oktober 2023 dengan seluruh karya
dibagikan melalui pameran, tur, perjamuan, pergelaran, konferensi, lokakarya,
hingga penerbitan untuk publik.
Sebagai bagian dari acara puncak PKN 2023,
diperkenalkan konsep Ruang Tamu yaitu merupakan tempat bertemu seluruh audiens
yang nantinya akan tercipta percakapan baik antarpelaku budaya,
antar-masyarakat, maupun pengunjung. Rangkaian PKN 2023 disiapkan oleh delapan
kuratorial, yakni Temu Jalar, Rantai Bunyi, Gerakan Kalcer, Laku Hidup,
Jejaring, Rimpang, Berliterasi Alam dan Budaya, Pendidikan yang Berkebudayaan,
dan Sedekah Bumi Project. Secara total terdapat 35 sub-kegiatan dari turunan
delapan besar tersebut dengan puncak acara yaitu Fase Bagi akan diadakan pada
20-29 Oktober 2023 yang meliputi serangkaian pameran dan acara publik seperti
Pasar Ilmu, Bazaar Barter, dan Festival Layar Tancap.
Lokasi kegiatan puncak acara PKN
berlangsung di 38 titik di Jakarta, seperti di Galeri Nasional, Museum
Kebangkitan Nasional, MBloc, Produksi Film Negara (PFN), Taman Suropati, Taman
Menteng, Sungai BKT, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Pada Minggu 22 Oktober 2023 bertempat di halaman Kantor Kemendikbudristek juga
telah diadakan pentas budaya Wayang Kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki MPP
Bayu Aji dan mengambil lakon Dewi Sri Mulih. Pentas wayang kulit ini juga turut
dimeriahkan oleh Ki Gareng dari Semarang.
PKN 2023 tidak hanya sebuah perayaan budaya, tetapi juga sebuah panggilan untuk menjaga dan merayakan kekayaan budaya Indonesia serta alamnya. Semangat #IndonesiaMelumbung untuk Melambung akan terus menginspirasi masyarakat, pelaku budaya, dan penggiat seni di seluruh Indonesia untuk berkolaborasi dan berkarya. Untuk informasi lebih lanjut tentang Pekan Kebudayaan Nasional 2023, kunjungi laman resmi di https://pkn.id/ dan ikuti perkembangan acara ini di Instagram resmi: https://bit.ly/InstagramPKN2023 dan Twitter resmi: bit.ly. (Tim Website Roumpbj)